Posts

Memento

Image
Apakah itu bisa disebut melankolis? Jika iya, maka aku pernah melankolis atau pernah merasa melankolis. Saat diriku kecil dulu. Emak dan Bapak begitu baik. Sejak dulu, aku dan adikku masing-masing sudah diberi satu paket bantal dan guling untuk melengkapi kasur tempat kami tidur. Aku menjadi suka tidur dengan guling. Aku menyukai gulingku. Bisa kuingat warnanya biru bercampur putih dengan motif alam berupa tanaman padi atau itu ilalang yang tumbuh tinggi dan bergoyang ditiup angin. Entah itu warna dan motif pada sarungnya atau memang warna dan motif kain yang membungkus kapuk pada gulingku. Ingatanku mulai bercampur dan menjadi samar. Yang pasti, aku menyukai bahkan sangat menyukai gulingku sejujur dan sepenuh hati anak kecil. Sudah kusebutkan jika isinya kapuk. Sudah cukup lama dipakai dan Emak memutuskan mengganti kapuk dan kainnya. Aku tidak melihat proses itu karena sedang di sekolah. Hanya ketika hendak tidur malam, aku menangis sesunggukkan. Guling lamaku seperti hilang.

Proses Kreasi

Image
Mungkin aku bisa mengawalinya dengan satu verba: melihat. Rasa-rasanya itulah aktivitas pertama untuk mencipta atau mencipta ulang. Melihat sesuatu yang tidak pada tempatnya lalu membuatnya menjadi semestinya. Melihat sesuatu yang kurang lalu ditambah, diadakan. Atau kebanyakan melihat sesuatu yang indah lalu merasa ingin juga menjadi indah seperti itu. Akan tetapi ia menyadari bahwa itu harus disisipi orisinalitas, sebuah identitas yang khas. Berlanjut ke step berikutnya: meniru. Proses imitate seperti berpegang pada prinsip tertentu, lalu mengubah hal itu menjadi lebih benar, menurut versinya. Atau mengubah hal itu menjadi lebih indah, menurut versinya. Dan kebanyakan langsung menerapkan hal itu karena sudah begitu pas dan indah. Tinggal satu ciri keunikan apakah yang ingin dipadupadankan, bagi yang belum mau berhenti pada level: meniru apa adanya. Entahlah apa saja cakupan proses peniruan ini. Mungkin jika mau dijabarkan bisa terbelah menjadi dua: Meniru dalam konsep dan Meniru d

Kenangan Begitu

Image
Pernahkah ada satu hal yang terjadi di waktu yang lalu namun sulit untuk dihapus dari ingatan? Sesuatu yang begitu membekas karena faktor "begitu" yang melekat. Ini seperti hal-hal yang begitu menyedihkan, begitu menyenangkan, begitu mengecewakan, begitu mendamaikan, begitu sederhana, begitu rumit, serta aneka ragam begitu lainnya. "Begitu" yang dipahat dengan tulus oleh hati dan pikiran tak peduli apakah begitu negatif atau positif hal tersebut. Satu hal yang begitu sulit hilang begitu saja seperti jejeran piramida raksasa di pinggiran sungai Nil. Ada satu "begitu" yang melekati dasar benakku. Satu frame kejadian yang warnanya masih begitu tajam dan jelas. Warna-warna yang kontras: merah, putih, oranye. Kepolosan dan udara yang terselubung warna merah yang pekat. Ingin mengubahnya namun aku tak bisa memutuskan apa yang sudah tersimpul. Jika tidak bisa terhapus, bagaimana cara menghadapi hal yang begitu jelas terekam. Dan bukan hal yang baik unt

Kuning Genteng

Image
Dulu, dulu sekali aku mengenal warna ini dengan sebutan kuning genteng. Begitu pula dengan yang sekawanan dengan warna tersebut semisal merah jambu untuk warna pink, biru terong untuk warna ungu, dan biru donker untuk warna biru gelap. Kuning genteng kutemui sebagai warna oranye. Setiap kali menggunakan pensil warna sewaktu kanak-kanak dulu, begitulah aku menyebutnya. Entah siapa yang memulai penyebutan seperti ini. Aku suka bertanya. Dulu aku pernah bertanya mengapa warna-warna tersebut dinamakan seperti itu. Aku mencoba mencari tahu. Aku lantas membandingkan nama-nama tersebut. Misalnya dengan warna jambu air di halaman rumah si Mbah jika sedang berbuah. Pernah juga kubandingkan dengan warna terong yang Emak masak di dapur. Begitu pula dengan warna salah satu baju Emak yang donker. Aku membandingkan warna benda-benda tersebut dan mencoba mencari persamaannya dengan warna pensil warna yang kugunakan untuk mewarnai gambar. Dan untuk warna kuning genteng, aku pernah memperha

Golden Moon

Image
Aku pernah bercerita tentang  bulan . Kali ini aku akan kembali bercerita tentang bulan. Ini tentang bulan di malam itu yang begitu lantang. Sempurna dan menyala. Ada beberapa bentuk awan mengelilingi. Dan bulan itu menusuk mereka dengan cahaya emasnya. Meluber, membias, gantian menyelimuti serupa kapas itu hingga pirang kemerahan. Aku mengamatinya, kali ini dari balik jeruji jendela dapur. Bulan terbit dari arah timur. Aku mengamatinya tepat ketika sebuah awan berbentuk gelombang air laut di bawah bulan tertiup angin menuju utara. Sekilas otakku menampilkan adegan pewayangan atau hal semacam pertunjukkan dengan latar angkasa di waktu malam. Aku terbius. Mataku tak mau lepas memandang. Apakah bulan pemberani ini ingin mengajakku bercerita? Ada angin yang berdesir. Daun hijau dari pohon di belakang rumahku ikut mengekspresikan bahasa angin yang baru saja melewatinya. Apa yang ingin kau ceritakan? Pasti ada banyak kisah yang sudah kau saksikan dari atas sana. Suatu kisah yang menarik. Be

Udang

Image
Emak sudah sering memasak udang semenjak aku kecil. Masih kuingat suatu pagi sehabis pulang dari sekolah dasar, Emak memasak udang. Saat itu bau udang yang sedang digoreng dalam minyak panas di kuali tersebut sangat menyengat, membuat hidungku tidak nyaman. Aku pun memutuskan tidak menyukai dan tidak mau memakan udang karena baunya ketika dimasak terlalu "istimewa". Syahdan, waktu pun berlalu. Suatu hari, Emak memasak udang kembali dan saat itu aku tidak di rumah atau di dapur untuk mencium baunya. Entahlah aku masih di sekolah atau sedang mengerjakan apa di luar rumah. Ketika pulang dan lapar, aku diminta memakan udang tersebut. Aku memutuskan untuk mencoba meski setengah hati. Aku berhasil memakannya, menghabiskannya. Hingga suatu kali, Emak kembali memasak udang dan aku ada di rumah. Saat itu aku keheranan dan bertanya: Emak, kok ndak bau nian yo? (Emak, kok tidak terlalu bau, ya, udangnya?) Dengan jawaban Emak yang tidak perlu kutuliskan di sini, saat itu aku sadari sesua

Ruminating

Image
Aku bingung memulai tulisan ini. Mungkin lumayan absurd. Sebelum masuk ke dalamnya, aku beryukur irama blog ini semakin membaik. Dan semoga terus begitu. Dan semoga juga irama hidup pemiliknya pun demikian. Aamiin. Ruminating kata yang menarik karena aku baru tahu arti lainnya. Sebelumnya aku mengaitkan kata ini ke dalam aktivitas peternakan atau ke dalam sebuah frasa Ruminating Production . Aku pikir itu ada hubungannya dengan pakan ternak. Namun beberapa minggu lalu aku tertarik mengikuti sebuah tes psikologi. Dirancang oleh Doktor (kalau tidak salah) dari Amerika yang juga sedang menerbitkan bukunya terkait psikologi tersebut. Ya, tes tersebut salah satu tujuannya berkaitan dengan promosi buku yang telah dia tulis tersebut. Dan kata Ruminating ada di dalamnya. Aku mengecek Google Translate di android-ku. Diketahui jika artinya adalah merenungkan. Hmm, mengapa bisa jauh berbeda dengan arti sebelumnya? Ternyata aku salah mengingat kata. Kata yang benar adalah Ruminant (Production).