Bulan Masa Kini
Kepalaku menengadah dan melihat bulan seperti
hampir purnama. Cahayanya sampai kepadaku namun redup dan wajahnya pun terlihat
buras. Awan telah membedaki wajahnya dengan tidak rapi. Dingin udara malam
sehabis hujan sore tadi turut membuat suasana muram.
Apa yang kau lakukan saat purnama atau saat
hampir purnama? Atau hanya saat kau melihat bulan, sengaja maupun tidak
sengaja? Apa kau akan tertegun sebentar lalu berlalu, atau langsung berlalu
setelah sekilas bertatap muka?
Ah, ada banyak yang bisa dilihat saat ini di
dunia. Beberapa gedung bahkan seperti mulai menyaingi tingginya bulan. Dan aku
di sini masih berpikir, betapa ramainya imajinasi pada waktu dulu. Deretan
aliran cerita ajaib yang berasal hanya dari melihat bola langit itu di malam
hari, yang kuyakin saat itu udaranya jauh lebih dingin dari saat ini.
Aku melihat bulan yang hampir purnama malam
ini. Aku meliatnya dengan berdiri di halaman belakang rumah di dekat tiang kayu jemuran. Aku memang sedang menjemur pakaian di saat malam mulai beranjak naik
ini. Aku tadi siang terlupa dengan cucianku itu dan sesorean hujan mengguyur
bumi. Ah, mungkin kuharus menyimpan beberapa tetes cahaya dari bola yang
bersinar di atas bumi itu di dalam botol kaca. Mungkin saja cahayanya bisa
mengobati kebiasaan khilaf dan lupa yang kumiliki.
Gambar diambil dari sini |
Aku menatap bulan yang
hampir purnama, lalu mencoba mengarang cerita tentang keajaibannya. Bagaimana denganmu?
Apa yang kau lakukan di malam ini?
Comments
Post a Comment