Tentang Asap
Terserah
apakah itu sesuatu, seseorang, seekor atau se- dan se- yang lainnya.
Dan jika
ada yang bertanya kepadaku…
Bagiku satu
hal itu… atau salah satu hal itu adalah: Asap.
Aku tidak
suka dengan asap, terutama asap bakaran. Mau bakaran kertas, rokok, dupa, kayu, terlebih knalpot. Dan aku punya alasan mengapa tdak menyukainya.
Asap
bakaran itu menyebabkan bau. Bau yang melekat terutama ke pakaian dan ke
rambutmu. Dan aku bukan tipe yang menyukai bau asap bakaran. Bau itu dalam
jumlah besar apalagi intens, mampu menyiksaku. Membuatku kesal dan hilang
kontrol karena secara tidak langsung mencekikku secara keroyokan. Asap bakaran
itu menelan oksigen yang seharusnya kuhirup demi kelangsungan hidupku. Lagian,
bagaimana otakku bisa berpikir sehat tanpa asupan oksigen yang memadai. Ahh,
benar-benar menyebalkan.
Ada
pepatah, tidak ada asap kalau tidak ada api. Tapi aku tidak membenci apinya.
Tetap yang aku tidak sukai adalah asapnya. Karena api hanyalah alat yang bila digunakan dengan
tepat dapat membantuku memasak makanan yang kemudian kumakan lalu membuatku
kenyang. Tapi asap bakaran itu membuat bajuku bau. Orang yang memberi api pada sesuatu yang tidak tepat, yang lalu berubah menjadi asap bakaran itu: (termasuk) menjengkelkan.
Oke,
mungkin terlalu terburu-buru untuk menyalahkan “orang”. Mungkin seharusnya
orang itu tahu kalau membakar di tempat yang tidak tepat hanya menimbulkan
kesusahan bagi orang lainnya. Orang itu telah membatasi oksigen dan kenyamanan
yang seharusnya orang lainnya berhak dapatkan. Yeah, dan mungkin seharusnya ada
orang lain lagi yang harus mengingatkan orang tersebut dengan bakarannya yang
sangat mengganggu.
Iya,
mengingatkan… dengan lembut dan sebaik-baiknya. Lalu menawarkan solusi atau
mencari solusi bersama.
Ahh, namun
asap benar-benar menyebalkan dan menggangguku. Aku tidak suka. Sangat tidak
suka. :(:(
Comments
Post a Comment