Catatan Bebas
Aku menuliskan inti dari postingan ini sudah
cukup lama, sekitar Desember tahun lalu. Aku kira bisa kulanjutkan dan membuat
postingan ini menjadi sedikit lebih panjang. Namun nyatanya tidak berkembang ke
arah yang aku inginkan. Sepertinya tidak ada yang bisa kutambahan selain crap talk yang kuletakkan di paragraf awal pada postingan ini. Iya, tambahannya adalah apa yang
sedang kamu baca saat ini.
sumber |
Dan jika aku bisa melanjutkan crap talk ini, mungkin aku akan sedikit
membahas situasi atau keadaan ketika aku menuliskan hal ini. Bukan! Bukan menuliskan
puisinya (jika itu bisa disebut puisi). Aku akan bercerita sedikit saat
menuliskan crap ini karena memang
begitulah isi blog ini. Kata-kataku meluncur tak tentu arah seperti cipratan
air yang jatuh ke atas batu yang cadas.
Saat ini wangi ikan asin yang digoreng Emak
menguar mengisi udara. Harum memang! Membangkitkan selera makan pula. Namun
wangi teri yang sedang digoreng menurutku lebih harum dan gurih dari ini. Teri bagiku
adalah ikan asin yang saat di goreng, baunya tidak terlalu menusuk dan gurihnya
sangat mengundang selera. Eh, tapi tidak semua teri. Ada teri yang disebut Teri
Pulau sama Emak. Teri Pulau asli (karena ada yang KW), itu yang enak baunya
itu. Dan sedikit bicara soal ikan asin, aku paling suka ikan asin yang dimasak
tumis dengan cabai rawit dan irisan tomat serta bawang. Cabai Rawit, lho, ya,
bukan cabai hijau. Hemm… *inget mie instan*
What? Sudah lima pargaraf saja (termasuk
paragraph yang berisi puisinya). Sudahlah, aku harus membatasi ocehan ini. Aku
akan segera mempostingnya hari ini di salah satu lini blogku yang jarang kena
update-an ini. Hey, tenang, aku sudah membuat jadwalnya. Dan selasa adalah hari
untuk memperbaharui blog ini. Aku sebenarnya jarang posting di sini lagi karena
kekurangan ide. Haha, pikiranku habis ke blog sebelah. Bukan blog orang lain.
Maksudnya blog aku juga, yang BukuLova itu, haha.
Ya, sudahlah, mari kita baca bareng puisinya
(?). Ini ungkapan kekesalan, sih. Semoga lain kali aku bisa buat puisi yang
temanya lebih bahagia dari ini. Ya, semoga. Oke, have a good time, enjoy.
“Apa
yang dapat dikatakan oleh awan? Dia membisu, hanya menatap, ragu. Mimpi
yang hilang. Mugkin memang jika ingin mewujudkan sesuatu kau hanya bisa
mengandalkan dirimu sendiri. Jangan ceritakan, biar suara keberhasilannya saja
yang menjerit. Jika jatuh maka bangkit adalah satu-satunya pilihan. Jika dia
matahari, akan kutantang dia. Meski panasnya menelanku. Meski aku lalu hancur
dan luluh.”
Comments
Post a Comment